OAtekno.com – Hubungan antara produsen smartphone dan industri otomotif semakin kuat. Sebagai contoh, Xiaomi sedang bersiap-siap untuk meluncurkan kendaraan listriknya sendiri, dan Apple juga sedang mengerjakan mobil. Perusahaan-perusahaan besar lainnya sedang mencari cara untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan di bidang ini, dan perusahaan-perusahaan kecil juga ikut terlibat. Baru-baru ini, Polestar dan Meizu bekerja sama untuk menciptakan sistem operasi kendaraan listrik.
Meizu Akan Buat Software EV untuk Polestar
Meskipun banyak dari kita mengenal Meizu sebagai produsen smartphone, perusahaan tersebut berusaha menjadi lebih dari itu. Perusahaan yang dibeli oleh Geely karena masalah keuangan beberapa waktu yang lalu, dan sekarang bekerja sama dengan Polestar untuk mengembangkan sistem operasi untuk mobil Polestar yang dijual di Tiongkok. Sistem operasi baru ini akan didasarkan pada sistem Flyme Auto milik Meizu dan akan membawa teknologi pintar untuk kendaraan Polestar.
Baca juga: Penjualan Tesla Lebih Banyak Dibanding 18 Grup Otomotif Lainnya di Q1 2023!
Menurut laporan, Kedua perusahaan tersebut telah membentuk usaha yang disebut Xingji Meizu. Usaha ini akan didanai dengan $98 juta dari Polestar dan $102 juta dari Meizu. Polestar akan memiliki 49% saham dalam usaha patungan, sementara Meizu akan memiliki 51%. CEO Polestar, Thomas Ingenlath, mengatakan bahwa ia berharap software baru ini akan segera terintegrasi ke dalam kendaraan Polestar dan akan menjadikan perusahaan tersebut berada pada “tingkatan yang benar-benar berbeda” dari pesaing EV China lainnya. Ia mengatakan bahwa Polestar “tentu menghadapi kesulitan” untuk bersaing di Tiongkok, tetapi bermitra dengan Meizu akan menjadi “langkah positif”.
Lebih lanjut, kerja sama antara kedua perusahaan ini adalah tanda pentingnya software dalam industri otomotif. Seiring dengan popularitas kendaraan listrik yang meningkat, produsen otomotif semakin mengandalkan software untuk membedakan produk mereka dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik. Sistem operasi baru ini diperkirakan akan meluncur ke Tiongkok pada tahun 2024. Kemudian akan diperluas ke pasar lain di masa depan.