OAtekno.com – Di masa lalu, eksplorasi luar angkasa didominasi oleh organisasi yang didukung oleh pemerintahan seperti NASA yang tampaknya memiliki dana tak terbatas. Namun, saat ini perjalanan ke luar angkasa telah menjadi lebih mudah diakses dari sebelumnya. Berkat Elon Musk dan perusahaannya yang revolusioner, SpaceX. Dengan memperkenalkan roket yang bisa balik, musk telah signifikan mengurangi biaya yang terkait dengan perjalanan ke luar angkasa. Ini membuka dunia yang penuh dengan peluang tanpa batas. Dampaknya, banyak perusahaan dan negara telah mulai meluncurkan objek ke orbit dengan harga yang lebih terjangkau. Di antara perusahaan-perusahaan tersebut, salah satunya adalah Sateliot, yang berhasil meluncurkan satelit 5G pertama di dunia ke luar angkasa menggunakan layanan SpaceX.
Sateliot Berencana Mengisi 85% Konektivitas Seluler Global
Meskipun teknologi 5G telah ada sejak beberapa waktu, namun teknologi ini belum banyak digunakan. Alasan utama untuk hal ini adalah bahwa banyak negara belum membentuk infrastruktur yang mereka perlukan. Hal ini dan sejenisnya telah melambatkan kemajuan teknologi, tetapi solusi telah muncul dari sebuah perusahaan bernama Sateliot. Kalian mungkin pernah dengar tentang Starlink, Elon Musk mendirikannya dengan bertujuan untuk menyediakan internet broadband global menggunakan ratusan satelit di orbit.
Baca juga: Huawei Watch Ultimate Punya Konektivitas Satelit!
Sateliot tak terlalu berbeda. Perusahaan ini berdiri dengan mindset yang serupa, berbeda dari Starlink dengan menyediakan konektivitas satelit. Meskipun mereka pada dasarnya bersaing, mungkin lebih tepat untuk menggambarkan kedua perusahaan ini sebagai “saudara” atau “kerabat” pada saat ini. Yang terbaru, Sateliot mengembangkan satelit 5G pertama di dunia dan meluncurkannya ke luar angkasa menggunakan layanan SpaceX.
SpaceX telah berhasil meluncurkan satelit 5G pertama ke orbit rendah Bumi. Satelit yang bernama “The GroundBreaker” adalah bagian dari konstelasi yang mereka rencanakan lebih dari 250 wahana antariksa. Kegunaannya untuk berkomunikasi dengan menara seluler darat dan memenuhi kesenjangan dalam jaringan data seluruh dunia. Sateliot bertujuan untuk mengisi kesenjangan yang diperkirakan mencapai 85 persen dalam konektivitas seluler global dan memperkirakan berbagai aplikasi di berbagai pasar, termasuk transportasi.
Namun, seperti halnya segala sesuatu, ini tidaklah murah. Sateliot telah melaporkan penjualan yang melebihi $1,3 miliar USD karena satelit pertamanya mulai beroperasi.